TUGAS
EKONOMI KOPERASI 7
Perkembangan
Koperasi Di Indonesia
#SOFTSKILL
Di masa penjajahan
Belanda, gerakan koperasi pertama di Indonesia lahir dari inisiatif tokoh R. A.
Wiriaatmadja pada tahun 1986. Wiriaatmadja, patih Purwokerto ( Banyumas ) ini
berjasa menolong para pegawai, pedagang kecil dan petani dari hisapan lintah
darat melalui koperasi. Beliau dengan bantuan E. Sieberg, Asisten Residen
Purwokerto, mendirikan Hulp-en Spaar Bank. Cita-cita Wiriaatmadja ini juga
mendapat dukungan dari Wolf van Westerrode, pengganti Sieberg. Mereka
mendirikan koperasi kredit sistem Raiffeisen. (Ninik, 2003)
Gerakan koperasi
semakin meluas bersamaan dengan munculnya pergerakan nasional menentang
penjajahan. Berdirinya Boedi Oetomo, pada tahun 1908 mencoba memajukan koperasi
rumah tangga ( koperasi konsumsi ). Serikat Islam pada tahun 1913 membantu
memajukan koperasi dengan bantuan modal dan mendirikan Toko Koperasi. Pada
tahun 1927, usaha koperasi dilanjutkan oleh Indonesische Studie Club yang
kemudian menjadi Persatuan Bangsa Indonesia ( PBI ) di Surabaya. Partai
Nasional Indonesia ( PNI ) di dalam kongresnya di Jakarta berusaha
menggelorakan semangat koperasi sehingga kongres ini sering juga disebut “
kongres koperasi ”. (Ninik, 2003)
Pergerakan koperasi
selama penjajahan Belanda tidak dapat berjalan lancar. Pemerintah Belanda
selalu berusaha menghalanginya, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Selain itu, kesadaran masyarakat atas koperasi sangat rendah akibat penderitaan
yang dialaminya. Untuk membatasi laju perkembangan koperasi, pemerintah Belanda
mengeluarkan peraturan koperasi Besluit 7 April No. 431 tahun 1915. Berdasarkan
peraturan ini rakyat tidak mungkin mendirikan koperasi, karena mendirikan
koperasi harus mendapat izin dari gubernur jenderal, akta dibuat dengan
perantaraan notaris dan dalam bahasa Belanda, ongkos materai sebesar 50 golden,
hak tanah harus menurut hukum Eropa, dan harus diumumkan di Javasche Courant
yang biayanya juga tinggi. (Ninik, 2003)
Daftar Pustaka:
Widiyanti, Ninik, 2003. Koperasi dan Perekonomian Indonesia. Jakarta
: PT. Rineka Cipta
No comments:
Post a Comment