MAKALAH
PENGANTAR BISNIS
NAMA :
YULIANA
NPM :
29213571
KELAS :
1EB17
DOSEN :
FITRIANSYAH HAMBALI
UNIVERSITAS GUNADARMA
2013
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur hanyalah milik Allah SWT yang telah memberikan rahmat taufik hidayahnya & melimpahkan ilmu,
Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Rasululla Muhammad SWT
beserta keluarganya.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi Tugas Pengganti Ulangan
Tengah Semester mata kuliah Pengantar Bisnis di Universitas Gunadarma Progam Studi Akuntansi.
Dalam memenuhi persyaratan tersebut penulis mencoba membuat makalah yang
berjudul “ PENGANTAR BISNIS” .
Dalam penyusunan makalah ini penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan sebab pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki
penulis terbatas, cukup banyak tantangan dan hambatan yang penulis temukan
dalam menyusun makalah ini.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan
bagi pembaca pada umumnya.
Depok, November 2013
Penulis
Penulis
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR
..............................................................................................................
2
DAFTAR ISI
...........................................................................................................................
3
BAB
1 Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
.................................................................................................................
4
1.2 Perumusan Masalah
.........................................................................................................
5
1.3 Identifikasi
Masalah
.........................................................................................................
5
1.4 Tujuan
..............................................................................................................................
6
BAB II Manajemen dan Organisasi
2.1.Manajemen .......................................................................................................................
7
2.2.Organisasi ......................................................................................................................
10
BAB III PENUTUP
................................................................................................................
16
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................
18
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Sejarah kebangkitan industri modern dimulai pada
tahun 1820-1830 atau sering disebut dengan revolusi industri. Kebangkitan ini
mengakibatkan berkembangnya penemuan-penemuan baru dibidang teknologi, seperti
pembangunan proses produksi sampai penggunaan computer. Dampak lebih lanjut
dari perkembangan teknologi ini adalah perkembangan organisasi dan kegiatan
bisnis di tahun 1990-an. Dengan demikian konsep persaingan juga ikut berubah.
Sementara pada periode sebelum 1990-an persaingan merupakan kegiatan pembuatan
produk sebanyak-banyaknya atau lebih dikenal dengan periode produksi masal,
strategi kegiatan produksi lebih ditunjukan kearah internal perusahaan yang
bertujuan untuk memperoleh efisiensi produksi. Baik preferensi manajerial,
perilaku maupun persepsi, semuanya berorentasi ke mental produksi. Dari asfek
politik, strategi bisnis seperti ini memerlukan proteksi secara ketat terhadap
serangan dari luar.
Pada abad 21 dimana masing-masing Negara di planet bumi ini sudah tidak
memiliki batas ruang dan waktu, kecenderungan orientasi bisnis akan berubah.
Jika sebelumnya produsen dapat memaksakan kehendaknya kepada konsumen, maka
yang terjadi selanjutnya adalah kebalikannya: konsumenlah yang justru
memaksakan kehendaknya kepada produsen. Investasi mengalir ketempat yang paling
menguntungkan. produsen dipaksa untuk membuat produk yang sesuai dengan nilai
dan keinginan konsumen. Dengan demikian sangat terbukalah persaingan yang
positif bagi persaingan usaha. Dan membuka peluang bagi usaha kecil untuk lebih
berkembang. Dan sehingga perusahaan kecil sangat penting bagi kestabilan
perekonomian Negara karena usaha kecil dinegara kita, paska krisis ekonomi 1998
ternyata mampu menyerap sumber daya manusia 99,4% dan sumbangan pada PDB 59,3%.
Kedudukan dari usaha kecil di tengah-tengah kehidupan dunia usaha telah
mendapat tempat yang mantap, banyak menyerap tenaga kerja, ikut melancarkan
perekonomian Negara, dan mampu hidup berdampingan dan menopang perusahaan
besar. Usaha kecil juga bersifat lincah dan mampu hidup disela-sela perusahaan
besar dengan strategi membuat produk yang unik dan khusus sehingga tidak
menghadapi perusahaan besar sebagai pesaing.
Jenis usaha kecil dan menengah
merupakan usaha yang mampu menggerakan perekonomian Indonesia itu tercermin
disaat krisis global yang melanda ampir sebagian Negara-negara didunia, banyak
perusahaan yang besar gulung tikar karena krisis global tersebut. Tetapi untuk
usaha kecil krisis tersebut kurang terasa mengganggu kelangsungan usaha, itu
terbukti dari badan pusat statistik 2010 yang menyatakan bahwa jenis usaha
kecil dan menengah mengalami pertumbuhan sekitar 10 sampai 15% di Indonesia.
Semua itu tidak terlepas dari program pemerintah yang sekarang lebih
mengutamakan kepada sektor reel yaitu usaha kecil dan menengah dengan program
seperti KUR, KUKM, KSM dsb.
Dikabupaten cianjur sendiri jenis
usaha kecil dibidang industri garmen tumbuh subur, dan itu membuat daya saing
menjadi leih kompleks. Kebutuhan konsumtif masyarakat akan meninggi karena daya
beli masyarakat dapat terpenuhi dengan berbagai macam mode yang trendi dan juga
haraga lebih ekonomis, masyarakat lebih tertarik membeli atau memesan produk
dalam negeri yang kualitas produknya mampu bersaing dengan produk-produk
ternama. Oleh sebab itu peluang bisnis dibidang jasa industri garmen sangat
bagus prospek kedepannya.
1.2.
Identifikasi
Masalah
Berdasarkan uraian
yang telah dijelaskan pada latar belakang diatas telah jelas masalah yang akan
dihadapi oleh industri garmen disaat krisis global
yang melanda ampir sebagian Negara-negara didunia, banyak perusahaan yang besar
gulung tikar karena krisis global tersebut. Tetapi untuk usaha kecil dibidang
industri garmen krisis tersebut kurang terasa mengganggu kelangsungan usaha,
itu terbukti dari badan pusat statistik 2010 yang menyatakan bahwa jenis usaha
kecil dan menengah dibidang industri garmen mengalami pertumbuhan sekitar 10
sampai 15% di Indonesia.
Jenis usaha kecil dibidang industri
garmen tumbuh subur, dan itu membuat daya saing menjadi leih kompleks.
Kebutuhan konsumtif masyarakat akan meninggi karena daya beli masyarakat dapat
terpenuhi dengan berbagai macam mode yang trendi dan juga haraga lebih
ekonomis, masyarakat lebih tertarik membeli atau memesan produk dalam negeri
yang kualitas produknya mampu bersaing dengan produk-produk ternama.
1.3.
Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam makalah
ini yaitu :
1. Manajemen
- Pengertian dan peranan Manajemen
- Latar belakang sejarah manajemen
- Fungsi dan proses manajemen
- Ciri-ciri manajer profesional
- Ketrampilan manajemen yang dibutuhkan
2. Organisasi
- Definisi organisasi
- Pentingnya mengenal organisasi
- Bentuk-bentuk Organisasi
- Prisnisp-prinsip organisasi
- Ketrampilan manajemen yang dibutuhkan
- Sebab keberhasilan dan kegagalan organisasi
1.4.
Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu:
1.
Untuk memenuhi salah
satu tugas mata kuliah Pengantar Bisnis.
2.
Untuk mengetahui pengertian, peranan manajemen.
3.
Untuk mengetahui latar
belakang sejarah manajemen
4.
Fungsi, proses, ciri-ciri, dan keterampilan manajemen
5.
Untuk mengetahui
pengertian, bentuk-bentuk, prinsip-prsinsip, dan pentingnya organisasi
BAB II
Manajemen dan Organisasi
2.1
Manajemen
1. Pengertian Manajemen
Kata Manajemen berasal dari bahasa Perancis kuno ménagement,
yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur. Manajemen belum memiliki
definisi yang mapan dan diterima secara universal. Mary Parker Follet,
misalnya, mendefinisikan manajemen sebagai seni menyelesaikan pekerjaan melalui
orang lain. Definisi ini berarti bahwa seorang manajer bertugas mengatur dan
mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi. Ricky W.
Griffin mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses perencanaan,
pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai
sasaran (goals) secara efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan
dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas
yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal.
2. Latar belakang sejarah
manajemen
1)
Manajemen Kuno
Mesir (piramid) and China (Tembok Besar China)
Bangsa Venesia (lini perakitan kapal perang)
Mesir (piramid) and China (Tembok Besar China)
Bangsa Venesia (lini perakitan kapal perang)
2)
Adam Smith
Mempublikasi “The Wealth of Nations” pd tahun 1776
Pendukung konsep pembagian/spesialisasi kerja (division of labor: job specialization) untuk meningkatkan produktivitas pekerja.
Mempublikasi “The Wealth of Nations” pd tahun 1776
Pendukung konsep pembagian/spesialisasi kerja (division of labor: job specialization) untuk meningkatkan produktivitas pekerja.
3)
Revolusi Industri
Mengganti tenaga manusia dg tenaga mesin
Menciptakan organisasi besar berdasarkan kebutuhan manajemen.
Mengganti tenaga manusia dg tenaga mesin
Menciptakan organisasi besar berdasarkan kebutuhan manajemen.
v Manajemen Ilmiah
Fredrick Winslow Taylor “Bapak” manajemen ilmiah
Publikasi: Principles of Scientific Management (1911)
Fredrick Winslow Taylor “Bapak” manajemen ilmiah
Publikasi: Principles of Scientific Management (1911)
v Teori Manajemen Ilmiah
Menggunakan metoda ilmiah untuk menentukan “satu cara terbaik”
untuk suatu tugas:
1)
Menempatkan orang yg tepat pd pekerjaan tertentu
dg perlengkapan dan alat yg tepat.
2)
Memiliki metoda standar untuk melakukan
pekerjaan.
3)
Menyediakan insentif ekonomi kpd pekerja.
v Prinsip Manajemen Taylor
:
1)
Mengembangkan sains bagi setiap elemen kerja
individu, yang akan mengganti metoda rule-of-thumb yg lama.
2)
Memilih kemudian melatih, mengajar, dan mengembangkan
pekerja secara ilmiah.
3)
Bekerjasama secara tulus dg pekerja demi menjamin
semua pekerjaan yg dilakukan sesuai dg prinsip-prinsip ilmiah yg
telah dikembangkan.
4)
Membagi kerja dan tanggungjawab secara sama
antara manajemen dan pekerja.
5)
Manajemen mengambil alih seluruh pekerjaan pada
saat hal itu lebih layak dilakukan ketimbang para pekerja.
v Teori Administrasi Umum
Ø Henri Fayol
Percaya bahwa praktik manajemen beda dari
fungsi-fungsi organisasi (seperti: produksi, SDM, pemasaran, atau fungsi
lainnya)
Mengembangkan prinsip-prinsip (14 prinsip
organisasi) manajemen yg dapat diaplikasikan di segala situasi organisasi.
14 Prinsip Manajemen ala Fayol :
1.
Pembagian kerja.
2.
Kewenangan.
3.
Disiplin.
4.
Kesatuan komando.
5.
Kesatuan arah.
6.
Mengutamakan kepentingan organisasi daripada
kepentingan individu.
7.
Remunerasi.
8.
Sentralisasi.
9.
Rantai Skalar.
10. Tatanan.
11. Kesamaan.
12. Stabilitas personalia.
13. Initiatif.
14. Semangat kebersamaan.
Ø Max Weber
Mengembangkan teori kewenangan (authority)
berdasarkan pd tipe ideal organisasi (bureaucracy)
menekankan pd aspek kemampuan rasionalitas,
prediksi, non-personal (impersonality), kompetensi teknis, dan otoriter
3. Fungsi manajemen
Fungsi manajemen adalah elemen-elemen dasar yang akan selalu ada
dan melekat di dalam proses manajemen yang akan dijadikan acuan oleh manajer
dalam melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan. Fungsi manajemen pertama
kali diperkenalkan oleh seorang industrialis Perancis bernama Henry Fayol pada
awal abad ke-20. Ketika itu, ia menyebutkan lima fungsi manajemen, yaitu
merancang, mengorganisir, memerintah, mengordinasi, dan mengendalikan. Namun saat
ini, kelima fungsi tersebut telah diringkas menjadi tiga yaitu:
1)
Perencanaan (planning) adalah memikirkan apa
yang akan dikerjakan dengan sumber yang dimiliki. Perencanaan dilakukan untuk
menentukan tujuan perusahaan secara keseluruhan dan cara terbaik untuk memenuhi
tujuan itu. Manajer mengevaluasi berbagai rencana alternatif sebelum mengambil
tindakan dan kemudian melihat apakah rencana yang dipilih cocok dan dapat
digunakan untuk memenuhi tujuan perusahaan. Perencanaan merupakan proses terpenting
dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan, fungsi-fungsi lainnya tak
dapat berjalan.
2)
Pengorganisasian (organizing) dilakukan dengan tujuan
membagi suatu kegiatan besar menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil.
Pengorganisasian mempermudah manajer dalam melakukan pengawasan dan menentukan
orang yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-tugas yang telah dibagi-bagi tersebut.
Pengorganisasian dapat dilakukan dengan cara menentukan tugas apa yang harus
dikerjakan, siapa yang harus mengerjakannya, bagaimana tugas-tugas tersebut
dikelompokkan, siapa yang bertanggung jawab atas tugas tersebut, pada tingkatan
mana keputusan harus diambil.
3)
Pengarahan (directing) adalah suatu tindakan
untuk mengusahakan agar semua anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran
sesuai dengan perencanaan manajerial dan usaha.
4. Ciri ciri Manajer Professional
Dan Keterampilan Manajemen Yang Dibutuhkan
Ø Berkaitan dengan
Hubungan antar Pribadi
1.
Pemimpin Lambang (Figurehead) Kepala Simbolis ;
diperlukan untuk menjalankan sejumlah kewajiban rutin yang bersifat legal dan
social.
2.
Pemimpin (Leader) Bertanggung jawab untuk
memotivasi dan mengaktifkan bawahan ; bertanggung jawab untuk mengisi posisi
yang kosong (staffing), melatih dan tugas-tugas yang terkait.
3.
Penghubung (Liaison) Memelihara suatu jaringan
kontak luar yang berkembang sendiri yang memberikan dukungan dan informasi
Ø Berkaitan dengan
Informasi
1.
Pemantau (Monitor) Sebagai pusat saraf informasi
internal dan eksternal tentang organisasi.
2.
Penyebar (Dissiminator) Meneruskan informasi
yang diterima dari orang luar atau dari bawahan kepada anggota organisasi.
3.
Jurubicara (Spokesperson) Meneruskan informasi kepada
orang luar mengenai rencana, kebijakan, tindakan dan hasil organisasi.
Ø Berkaitan dengan
Pengambilan Keputusan
1.
Wirausaha (Entrepreneur) Mencari kesempatan
dalam organisasi dan lingkungannya serta memprakarsai “proyek-proyek
perbaikkan” untuk menimbulkan perubahan.
2.
Pengendali Gangguan (Disturbance Handler)
Bertanggung jawab atas tindakan korektif bila organisasi menghadapi gangguan
mendadak dan penting.
3.
Pengalokasi Sumber Daya (Resource Allocator)
Bertanggung jawab terhadap alokasi segala sumber daya organisasi.
4.
Perunding (Negotiator) Mewakili organisasi pada
perundingan-perundingan utama
2.2
Organisasi
1. Definisi Organisasi
Terdapat beberapa teori dan perspektif
mengenai organisasi, ada yang cocok sama satu sama lain, dan ada pula yang
berbeda. Organisasi pada dasarnya digunakan sebagai tempat atau wadah dimana
orang-orang berkumpul, bekerjasama secara rasional dan sistematis, terencana,
terorganisasi, terpimpin dan terkendali, dalam memanfaatkan sumber daya (uang, material, mesin, metode, lingkungan),
sarana-parasarana, data, dan lain sebagainya yang digunakan secara efisien dan
efektif untuk mencapai tujuan organisasi.
Menurut
para ahli terdapat beberapa pengertian organisasi sebagai berikut.
§ Stoner mengatakan bahwa
organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui mana orang-orang di
bawah pengarahan atasan mengejar tujuan bersama.
§ James D. Mooney
mengemukakan bahwa organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk
mencapai tujuan bersama.
§ Chester I. Bernard
berpendapat bahwa organisasi adalah merupakan suatu sistem aktivitas kerja sama
yang dilakukan oleh dua orang atau lebih.
§ Stephen P. Robbins
menyatakan bahwa Organisasi adalah kesatuan (entity) sosial yang dikoordinasikan
secara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasi, yang
bekerja atas dasar yang relatif terus menerus untuk mencapai suatu tujuan
bersama atau sekelompok tujuan..
Sebuah organisasi dapat terbentuk karena
dipengaruhi oleh beberapa aspek seperti penyatuan visi
dan misi
serta tujuan yang sama dengan perwujudan eksistensi sekelompok orang tersebut
terhadap masyarakat.Organisasi
yang dianggap baik adalah organisasi yang dapat diakui keberadaannya oleh
masyarakat disekitarnya, karena memberikan kontribusi seperti; pengambilan
sumber daya manusia dalam masyarakat sebagai anggota-anggotanya sehingga
menekan angka pengangguran.
Orang-orang yang ada di dalam suatu organisasi mempunyai
suatu keterkaitan yang terus menerus.Rasa keterkaitan ini, bukan berarti
keanggotaan seumur hidup.Akan tetapi sebaliknya, organisasi menghadapi
perubahan yang konstan di dalam keanggotaan mereka, meskipun pada saat mereka
menjadi anggota, orang-orang dalam organisasi berpartisipasi secara relatif
teratur.
2. Pentingnya Mengenal Organisasi
Manusia tidak lepas dari organisasi. Karena organisasi merupakan
salah satu sarana untuk melakukan kontak sosial dengan sesama manusia maupun
makhluk hidup lainnya. Salah satu bentuk sederhana dari organisasi adalah
keluarga. Tanpa keluarga seseorang tidak dapat hidup secara normal karena dia
tidak pernah merasakan kasih sayang dari keluarga. Dengan demikian organisasi
merupakan salah satu bagian yg penting dalam kehidupan manusia.
3. Bentuk - Bentuk Organisasi
1)
Ditinjau dari Jumlah Pucuk Pimpinan
a.
Bentuk organisasi tunggal adalah organisasi yang
pucuk pimpinannya ada di tangan seorang. Sebutan jabatan untuk bentuk tunggal
antara lain Presiden, Direktur, Kepala, Ketua; di dalam struktur organisasi
pemerintahan dikenal sebutan jabatan Menteri, Gubernur, Bupati, Walikota,
Walikotamadya, Camat, Lurah; dalam struktur organisasi perguruan tinggi dikenal
sebutan jabatan Rektor, Dekan.
b.
Bentuk organisasi jamak adalah organisasi yang
pucuk pimpinannya ada di tangan beberapa orang sebagai satu kesatuan. Sebutan
jabatan yang digunakan antara lain Presidium, Direksi, Direktorium, Dewan,
Majelis.
2)
Ditinjau dari Saluran Wewenang
a.
Bentuk organisasi jalur adalah organisasi yang
wewenang dari pucuk pimpinan dilimpahkan kepada satuan-satuan organisasi di
bawahnya dalam semua bidang pekerjaan, baik pekerjaan pokok maupun pekerjaan
bantuan.
b.
Bentuk organisasi fungsional adalah organisasi
yang wewenang dari pucuk pimpinan dilimpahkan kepada satuan-satuan organisasi
di bawahnya dalam bidang pekerjaan tertentu; pimpinan tiap bidang berhak
memerintah kepada semua pelaksana yang ada sepanjang menyangkut bidang
kerjanya.
c.
Bentuk organisasi jalur dan staff adalah
organisasi yang wewenang dari pucuk pimpinan dilimpahkan kepada satuan-satuan
organisasi di bawahnya dalam semua bidang pekerjaan baik pekerjaan pokok maupun
pekerjaan bantuan; dan di bawah pucuk pimpinan atau pimpinan satuan organisasi
yang memerlukan diangkat pejabat yang tidak memiliki wewenang komando tetapi
hanya dapat memberikan nasehat tentang keahlian tertentu.
d.
Bentuk organisasi fungsional dan staff adalah
organisasi yang wewenang dari pucuk pimpinan dilimpahkan kepada satuan-satuan
organisasi di bawahnya dalam bidang pekerjaan tertentu, pimpinan tiap bidang
kerja dapat memerintah semua pelaksana yang ada sepanjang menyangkut bidang
kerjanya; dan di bawah pucuk pimpinan atau pimpinan satuan diangkat pejabat
yang tidak memiliki wewenang komando tetapi hanya dapat memberikan nasehat
tentang bidang keahlian tertentu.
e.
Bentuk organisasi fungsional dan jalur adalah
organisasi yang wewenang dari pucuk pimpinan dilimpahkan kepada satuan-satuan
organisasi di bawahnya dalam bidang pekerjaan tertentu, pimpinan tiap bidang
kerja berhak memerintah kepada semua pelaksana yang ada sepanjang menyangkut
bidang kerjanya; dan tiap-tiap satuan pelaksana ke bawah memiliki wewenang
dalam semua bidang kerja.
f.
Bentuk organisasi jalur, fungsional dan staff
adalah organisasi yang wewenang dari pucuk pimpinan dilimpahkan kepada satuan-satuan
organisasi di bawahnya dalam bidang pekerjaan tertentu, pimpinan tiap bidang
berhak memerintah kepada semua pelaksana yang ada sepanjang menyangkut bidang
kerjanya; dan tiap-tiap satuan pelaksana ke bawah memiliki wewenang dalam semua
bidang kerja; dan di bawah pucuk pimpinan atau pimpinan bidang diangkat pejabat
yang tidak memiliki wewenang komando tetapi hanya dapat memberikan nasehat
tentang bidang keahlian tertentu.
4. Prinsip - Prinsip
Organisasi
Berkaitan dengan pembentukan atau penyusunan suatu organisasi,
maka perlu diperhatikan beberapa prinsip-prinsip atau asas organisasi.
Diantaranya adalah:
1.
Perumusan Tujuan yang Jelas. Tujuan dan arah
merupakan hal yang sangat penting dalam pembentukan suatu organisasi. Karena
dari tujuan ini akan terlihat hasil yang akan dicapai baik itu secara fisik
maupun non fisik.
2.
Pembagian kerja. Dalam pembentukan suatu
organisasi harus terlihat dengan jelas akan pembagian kerja dari masing-masing
unit (sub) organisasi, hal ini supaya tidak terjadinya tumpang tindih aktivitas
dan dapat menghambat tercapainya suatu tujuan.
3.
Delegasi kekuasaan. Dengan adanya pembagian
kerja tersebut yang jelas maka akan telihat pula garis komando dan delegasi
kekuasaan (wewenang) dari masing-masing unit kerja.
4.
Rentang kekuasaan. Rentang kekuasaan merupakan
penjabaran dari pendelegasian suatu kekuasaan. Parameter dan tolok ukur pun
harus menjadi bagian dari rentang kekuasaan, sehingga tidak timbul diktatoris
kekuasaan atau kesewenangan kekuasaan tersebut.
5.
Tingkat pengawasan. Penggambaran tingkat
pengawasan yang timbul antar atasan dengan sub (unit) bawahannya harus lah
terlihat dalam struktur organisasi tersebut. Sehingga batasan apa yang menjadi
hak dan kewajiban baik itu atasan maupun bawahan akan tercipta.
6.
Kesatuan perintah dan tanggung jawab. Dengan
tergambarnya struktur organisasi yang jelas maka kesatuan perintah atau komando
akan terlihat pula. Begitu juga dengan tanggung jawab dari orang yang
memberikan delegasi (perintah) akan nampak.
7.
Koordinasi. Ini pun harus terlihat dengan jelas
dalam penyusunan suatu organisasi. Koordinasi dari masing-masing divisi atau
unit kerja akan tercipta. Dengan demikian tujuan suatu organisasi ini akan
semakin cepat tercapai.
5. Ketrampilan Manajemen yang Dibutuhkan
Ketrampilan atau kemampuan yang harus dimiliki seseorang untuk menjadi
seorang manajer profesional ada 3, yaitu :
- Kemampuan teknis
- Kemampuan Interaksi Antar Manusia.
- Kemampuan dalam Penetapan Visi, Misi, dan Strategis
6. Sebab Keberhasilan Dan
Kegagalan Organisasi
1. Kurangnya kehandalan SDM
dan tidak kompeten dalam manajerial serta kurangnya pengalaman ketika
menjalankan strategi perusahaan. Strategi baik yang dibuat tidak dapat
dilaksanakan tanpa adanya kompetensi dalam manajerial. Menempatkan orang-orang
yang tidak kompeten di tempat yang sangat strategis akan memperburuk jalannya
usaha. Kompetensi dalam manajerial sangat membantu keberhasilan perusahaan
karena meletakan orang-orang yang sesuai dengan kemampuan, bakat dan minat
bekerja karyawan akan mempermudah usaha dan strategi perusahaan untuk
dilaksanakan.
2. Kurangnya pemahaman
bidang usaha yang diambil karena tidak dapat memvisualisasikan dengan jelas
usaha yang akan digeluti. Seorang wirausahawan apabila tidak dapat
mendeskripsikan dan memvisualisakan bentuk usaha yang digeluti mengantar pada
kehancuran usaha. Pemaham bisnis atau bidang usaha yang diambil secara
kontekstual dan riel sangat membantu arah, tujuan, misi, dan visi perusahaan.
Kejelasan bidang usaha yang telah ditentukan sangat membantu dan mempermudah
mengambil kebijakan manajerial dan strategi yang dibuat.
3. Kurangnya kehandalan
pengelolaan administrasi dan keuangan (modal dan kendali kredit). Pengelolaan
adminsitrasi dan keuangan yang apa adanya akan mempersulit majunya perusahaan.
Pencatatan adminsitrasi dan keuangan secara sembarang akan semakin memperburuk
kondisi usaha karena tidak dapat membaca transaksi dan aktivitas yang telah
terjadi. Aktivitas yang telah dilalui seperti pembayaran utang-piutang, jumlah
pesanan, jadwal kirim, proses produksi, dll akan tidak dapat terselelsaiak
dengan baik. Penangana modal dan kreditdari bank atau swasta apabila tidak
dicatat pengeluaran dan alokasi penggunaannya akan semakin memperburuk kondisi
keuangan. Alangkah baiknya dalam melakukan aktivitas selalu berpedoman “Segala
yang telah dikerjakan harus dicatat dan segala yang tercatat harus dapat
dikerjakan dengan baik” sehingga perusahaan yang menggunakan prinsip tersebut
dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya.
4. Gagal dalam perencanaan.
Kegagalan dalam menerapkan rencana biasanya karena rencana yang telah dibuat
berdasarkan pengalaman orang lain atau sebuah idealis yang belum pernah
diaplikasikan. Kegagalan ini terjadi karena tidak tahu sama seklai kondisi atau
medan usaha yang digelutinya. Faktor-faktor yang mendukung kegagalan dalam
melaksanakan atau menerapkan rencana adalah dari dalam diri sendiri.
5. Tempat usaha dan lokasi
yang kurang memadai. Tempat usaha dan lokasi sangat menentukan kelancaran
bisnis yang digeluti. Salah memilih, membangun, atau membuka tempat usaha yang
harapnnya dapat memperbesar usaha justru kandas karena kesalahan tersebut.
Tempat usaha seharusnya diperiksa dulu kelayakannya seperti budaya, karakter,
strata sosial, pendapatan, selera, kemanan masyarakat disekitarnya.
6. Kurangnyam pemahaman
dalam pengadaan, pemeliharaan, dan pengawasan bahan baku dan sarana peralatan.
Kemampuan dalam pengadaan, pemeliharaan, pengawasan bahan baku dan peralatan
yang dimiliki sangatlah penting. Karena apabila tidak memiliki kemapuan dalam
bidang ini akan membuat biaya operasioanal semakin tinggi dan kerugian akan
terjadi.
7. Ketidakmampuan dalam
melakukan peralihan/transisi perubahan teknologi. Seoranng yang berwirausaha
haruis berani melakukan perubahan dalam organisasinya. Salah satu perubahan
yang dapat membantunya adalah perubahan teknologi yang sedang berkembang.
Ketidakmampuan mengikuti perubahan teknologi tidak membuat organisasi mati
begitu saja tetapi pergerakan organisasinya berlahan-lahan lambat dan
berangsur-angsur ketinggalan dengan organisasi yang lain yang lebih cepat
menanggapi perubahan teknologi.
8. Hambatan birokrasi.
Birokrasi sangat membantu dalam kearsipan dan adminsitrasi organisasi tetapi
apabila birokrasi sangat lambat dan menghambat sama sekali maka akan
memperlambat laju kinerga organsiasi.
9. Keuntungan yang tidak
mencukupi. Keuntungan yang akan diperoleh dalam berwirausaha adalah dasar
motivasi ketika seseorang merencanakan bidang usaha. Akan tetapi keuntungan
yang diperolah di luar dari jangkau biaya yang telah dikeluarkan atau perkiraan
laba yang diperoleh sebelumnya akan mengakibatkan kelangsungan usaha yang cepat
berhenti. Motivasi karena bayangnan keuntungan yang diperoleh sangat tinggi
adalah sikap yang kurang objektif apabila belum mengetahui kondisi lingkungan
bisnis yang sebenarnya. Hal yanng paling penting sebelum mnemproleh laba yang
tinggi adalah cepat kembalinya modal awal yang digunakan sebagai operasional
awal.
10. Tidak adanya produk yang
baru. Produk yang telah dibuat dan berhasil memenangi pasar belum tentu akan
bertahan lama karena banyak kompetitor yang selalu melakukan inovasi maupun
perbaikan produk mereka untuk tampil di pasar. Pengusaha yang tidak pernah
menampilkan produk baru yang kreatif maupun inovatif akan mempercepat berhenti
usahanya. Hal ini terjadi karena tidak mampu bersaing oleh kompetitor yang
telah mengeluarkan produk baru dan mearik perhatian pasar.
BAB III
PENUTUP
3.1
KESIMPULAN
Kata Manajemen berasal dari bahasa Perancis kuno ménagement,
yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur. Manajemen belum memiliki
definisi yang mapan dan diterima secara universal. Mary Parker Follet,
misalnya, mendefinisikan manajemen sebagai seni menyelesaikan pekerjaan melalui
orang lain. Definisi ini berarti bahwa seorang manajer bertugas mengatur dan
mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi. Ricky W.
Griffin mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses perencanaan,
pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai
sasaran (goals) secara efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan
dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas
yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal.
Fungsi manajemen adalah elemen-elemen dasar yang akan selalu ada
dan melekat di dalam proses manajemen yang akan dijadikan acuan oleh manajer
dalam melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan. kelima fungsi tersebut telah
diringkas menjadi tiga yaitu:
1)
Perencanaan (planning) adalah memikirkan apa
yang akan dikerjakan dengan sumber yang dimiliki.
2)
Pengorganisasian (organizing) dilakukan dengan tujuan
membagi suatu kegiatan besar menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil.
4)
Pengarahan (directing) adalah suatu tindakan
untuk mengusahakan agar semua anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran
sesuai dengan perencanaan manajerial dan usaha.
Sebuah organisasi dapat terbentuk karena
dipengaruhi oleh beberapa aspek seperti penyatuan visi
dan misi
serta tujuan yang sama dengan perwujudan eksistensi sekelompok orang tersebut
terhadap masyarakat.
Berkaitan dengan pembentukan atau penyusunan suatu organisasi,
maka perlu diperhatikan beberapa prinsip-prinsip atau asas organisasi.
Diantaranya adalah:
1.
Perumusan Tujuan yang Jelas.
2.
Pembagian kerja.
3.
Delegasi kekuasaan.
4.
Rentang kekuasaan.
5.
Tingkat pengawasan.
6.
Kesatuan perintah dan tanggung jawab.
7.
Koordinasi.
Ketrampilan atau kemampuan yang
harus dimiliki seseorang untuk menjadi seorang manajer profesional ada 3, yaitu
:
- Kemampuan teknis
- Kemampuan Interaksi Antar Manusia.
- Kemampuan dalam Penetapan Visi, Misi, dan Strategis
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
No comments:
Post a Comment